Tugas Psikologi
Oleh,DeeNieZz St
ANT 2/D(periode 2-2010)
1.Jelaskan apa kepribadian itu (perhatikan definisi G.W Allport)
TEORI KEPRIBADIAN G.W ALLPORT
A. Sejarah singkat
Allport adalah salah seorang dari 4 putra dari seorang dokter, di lahiorakan di Indiana pada tahun 1897, tetapi di besarkan di veverland dimana ia mendapat pendidkan awal di sekolah- sekolahnegeri ia menyediakan pelajaran undergraduatetnya di uni vbersitas yang sama setelah mendapat gelar yang sarjana tahun 1919 dengan mayor ekonomi dan filsafat
Allport selama satu tahun mengajar sosiologi dan bahas inggris pada Robert college di Istambul kemudian ia kembali ke Harvands dan menyelesaikan Ph.D nya dalam Bidang psikologi. Setahun sebelum kematianya dia diangkat menjai professor di bidang etika social yang perma, Allport adalah salah seorang diantara tokoh-tokoh utama gerakan internasional yang mendorong pembentukan gerakan Depertemen of social relation di universitas Harvard dengan tujuana mewujudkan integrasi secara sebagian antara psikologi, sosiologi, dan antropologi.
B. PANDANGAN ALPORT TENTANG MANUSIA
Allport tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tidak sadar,kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi. Akan tetapi, dia percaya bahwa kekuatan-kekuatan yang tidak sadar itu merupakan pengaruh-pengaruh yang sangat penting pada tingkah laku orang dewasa yang neoritis. Akan tetapi individu-individu yang sehat berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang membimbing mereka dan dapat mengontrol kekuatan-kekuatan itu
Allport juga mengemukakan bahwa dengan memakai model mesin,hewan,anak-anak,tidak didapatkan dasar yang cukup kuat untuk menyusun teori yang bermanfaat mengenai tingkah laku manusia. Dapat dicatat bahwa sikap individu pada tingkah laku manusia menimbulkan pesimisme terhadap kemungkinan yang terdapat dalam metode dan teori psikologi untuk menerangi keajaiban tingkah laku manusia.
C. perkembangan proporium
Proprium atau propiate dapat didefinisikan seperti dalam kata “appropriate” sesuatu yang dimiliki seseorang adalah unik bagi seseorang. Proprium terdiri dari hal – hal dan proses – proses yang bersifat pribadi bagi seorang individu dan dapat menentukan seseorang yang unik. Contohnya,”saya sebagaimana dirasakan dan diketahui individu sehat”.
Perkembangan proprium terdapat tujuh tingkatan diantaranya :
• Diri jasmaniah
Bayi tidak dapat membedakan antara diri (“saya’) dan dunia sekitarnya. Berangsur - angsur, dengan makin bertambah kompleksnya belajar dan pengalaman - pengalaman perseptual, maka berkembanglah suatu perbedaan yang kabur antara sesuatu yang ada “dalam saya” dan hal-hal lain “di luarnya”. Ketika bayi berusia 15 bulan,maka muncullah tingkat pertama proprium-diri jasmaniah.
• Identitas diri
Pada tingkatan kedua ini anak mempelajari namanya, menyadari bahwa bayangan dalam cermin hari ini adalah bayangan dari orang yang sama seperti yang dilihatnya kemarin, dan percaya bahwa perasaan tentang “saya” atau “diri” tetap bertahan dalam menghadapi pengalaman-pengalaman yang berubah-ubah.
• Harga diri
Hal ini menyangkut perasaan bangga dari anak sebagai suatu hasil dari belajar mengerjakan benda-benda atas usahanya sendiri. Pada tingkat ketiga ini anak membuat benda – benda, menyelidiki dan memuaskan perasaan ingin tahunya tentang lingkungan, manipulasi dan mengubah lingkungan itu.
• Perluasan diri
Anak sudah mulai menyadari orang-orang lain dan benda-benda dalam lingkungannya dan fakta bahwa beberapa diantaranya adalah milik anak tersebut. Pada tingkat keempat ini permulaan dari kemampuan anak untuk memperpanjang dan memperluaskan dirinya.
• Gambaran diri
Hal ini menunjukkan bagaimana anak melihat dirinya dan pendapatnya tentang dirinya. Gambaran ini berkembang dari interaksi-interaksi antara anak dan orang tua. Lewat pujian dan hukuman, anak belajar bahwa orang tuanya mengharapkan supaya menampilkan tingkah laku-tingkah laku tertentu dan menjauhi tingkah laku-tingkah laku lain. Tingkatan kelima ini dapat mempelajari harapan – harapan orang tua kepada anak untuk mengembangkan dasar perasaan tanggung jawab moral.
• Diri sebagai pelaku rasional
Pada tingkatan keenam ini anak mempelajari aturan-aturan dan harapan baru di pelajari dari guru-guru dan teman-teman sekolah serta hal yang penting adalah diberikannya aktifitas dan tantangan intelektual. Anak belajar bahwa dia dapat memecahkan masalahnya dengan memakai proses-proses yang logis dan rasional.
• Perjuangan proprium
Allport percaya bahwa masa adolsence adalah suatu masa yang menentukan. Orang-orang sibuk mencari identitas diri yang baru, sangat berbeda dari identitas diri pada usia 2 tahun. Karena didorong dan ditarik dalam arah yang berbeda oleh orang tua dan lingkungan luar maka anak tersebut akan berusaha menemukan suatu kepribadian orang dewasa.
D. ciri-ciri kepribadian yang matang menurut Allport
Ø Perluasan Perasaan Diri
Ketika orang menjadi matang, dia mengembangkan perhatian-perhatiannya di luar diri. Akan tetapi, tidak cukup dengan berinteraksi dengan seseorang atau sesuatu diluar dirinya, misal pekerjaan. Allport menamakan hal ini sebagai “partisipasi otentik” yang di lakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang penting dari usaha manusia.
Ø Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang Lain
Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap prang tua, anak, partner, teman akrab. Apa yang dihasilkan oleh kapasitas untuk keintiman ini adalah suatu perasaan perluasan diri yang berkembang baik.
Perbedaan antara hubungan cinta dari orang – orang dengan hubungan cinta dari kepribadian yang sehat. Orang yang neurotis menerima cinta lebih banyak dari pada kemampuan mereka untuk memberinya. Sedangkan cinta dari kepribadian yang sehat adalah tanpa syarat dan tidak melumpuhkan atau mengikat.
Ø Keamanan Emosional
Kualitas keamanan emosional adalah apa yang disebut Allport “sabar terhadap kekecewaan”. Hal ini menunjukkan bagaimana seseorang bereaksi terhadap tekanan dan hambatan dari kemauan dan keinginan. Orang yang sehat sabar menghadapi kemunduran – kemunduran ini, mereka tidak menyerah kepada kekecewaan tetapi mampu memikirkan cara – cara yang berbeda untuk mencapai tujuan – tujuan substitusi.
Ø Persepsi Realistis
Orang-orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Sedangkan orang-orang neurotis kerapkali harus mengubah realitas supaya membuatnya sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan ketakutan mereka sendiri. Orang-orang yang sehat tidak perlu percaya bahwa orang lain atau situasi yang jahat atau baik menurut suatu prasangka pribadi terhadap realitas. Mereka menerima realitas sebagaimana adanya.
Ø Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugas
Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukkan perkembangan keterampilan dan bakat-bakat tertentu akan suatu tingkat kemampuan. Tetapi, tidaklah cukup hanya memiliki keterampilan-keterampilan yang relevan; kita harus menggunakan keterampilan itu secara ikhlas, antusias,melibatkan dan menempatkan diri sepenuhnya dalam pekerjaan kita.
Ø Pemahaman Diri
Pengenalan diri yang baik menuntut pemahaman tentang hubungan-hubungan antara kedua gagasan ini, maka individu juga semakin matang. Hubungan lain yang penting adalah hubungan antara apa yang dipikirkan seseorang tentang dirinya dan apa yang dipikirkan orang-orang lain tentang dirinya. Orang yang sehat terbuka pada pendapat orang lain dalam merumuskan suatu gambaran diri yang objektif. Orang yang memiliki tingkatan ini pemahaman akan dirinya sangat tinggi atau wawasan dirinya tidak mungkin memproyeksikan kualitas pribadinya yang negatif kepada orang lain.
Ø Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Orang-orang yang sehat melihat ke depan, didorong oleh tujuan-tujuan dan rencana-rencana jangka panjang. Orang-orang ini mempunyai suatu perasaan akan tujuan, suatu tugas untuk bekerja sampai selesai, sebagai batu sendi kehidupan mereka, dan ini memberi kontinuitas bagi kepribadian mereka. Allport menyebut dorongan ini yang mempersatukan “arah” (directness) dan lebih kelihatan pada kepribadian yang sehat dari pada orang neurotis.
E. perkembangan kepribadian self
Dalam masa kecil, anak mulai membedakan atau memisahkan salah satu segi pengalamannya dari semua segi lainnya. Segi ini adalah diri dan itu menggambarkan dengan bertambahnya kata “aku” dan “kepunyaanku”. Anak itu mulai mengembangkan kemampuan untuk membedakan antara apa yang menjadi miliknya atau bagian dari dirinya dan semua benda lain yang dilihat, didengar, diraba, dan diciumnya ketika mulai membentuk suatu lukisan dan gambaran memngenai siapa dia.
F. peranan positif regards dalam kepribadian
Memberi kepuasan terhadap anak jika dia mendapat kasih sayang, cinta, dan persetujuan dari orang-orang lain, tetapi dia akan kecewa jika dia menerima celaan dan kurang mendapat kasih sayang dan cinta. Oleh karena itu peranan orang tua sangat penting dalam memberikan cinta dan kasih sayang bagi perkembangan anak.
ciri orang yang berfungsi sepenuhnya
a.Terbuka pada Pengalaman
Keterbukaan pada pengalaman adalah lawan dari sikap defensif. Setiap pendirian dan perasaan yang berasal dari dalam dan luar disampaikan ke sistem syaraf organisme tanpa distorsi atau rintangan. Dimana orang dapat mengetahui tentang kodratnya.
b.Kehidupan Eksistensial
Rogers percaya bahwa kualitas dari kehidupan eksistensial ini merupakan segi yang sangat esensial dari kepribadian yang sehat. Kepribadian terbuka kepada segala sesuatu yang terjadi pada moment itu dan dia menemukan dalam setiap pengalaman suatu struktur yang dapat berubah dengan mudah sebagai respons atau pengalaman moment yang berikutnya.
c.Kepercayaan Terhadap Organisme Orang Sendiri
Karena orang yang sehat terbuka sepenuhnya pada pengalaman, maka dia memiliki jalan masuk untuk seluruh informasi yang ada dalam suatu situasi membuat keputusan. Informasi ini berisi kebutuhan-kebutuhan orang itu, tuntutan-tuntutan sosial yang relevan,ingatan-ingatan terhadap situasi yang serupa pada masa lalu dan persepsi terhadap situasi sekarang. Karena terbuka pada semua pengalaman dapat menghidupkan pengalaman itu sepenuhnya, maka individu yang sehat dapat membiarkan seluruh organisme mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi.
d.Perasaan Bebas
Orang yang sehat dapat memilih dengan bebas tanpa adanya paksaan atau rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Orang yang berfungsi sepenuhnya memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya, tidak diatur oleh tingkah laku, keadaan, atau peristiwa-peristiwa masa lampau.
e.Kreativitas
Semua orang yang berfungsi sepenuhnya sangat kreatif. Mengingat sifat-sifat lain yang mereka miliki, sukar untuk melihat bagaimana seandainya kalau mereka tidak demikian. Orang yang terbuka sepenuhnya kepada semua pengalaman, dan percaya akan organisme mereka sendiri, yang fleksibel dalam keputusan serta tindakan mereka ialah orang-orang yang mampu mengungkapkan diri mereka dalam produk-produk dan kehidupan yang kreatif dalam semua bidang kehidupan mereka.
2.Menurut saudara faktor apa saja yang memperngaruhi perkembangan kepribadian seseorang ?
Faktor yang mempengaruhi Perubahan Kepribadian
Faktor yang mempengaruhi perubahan dan dinamika kepribadian seseorang di pengaruhi oleh banyak faktor. Kepribadian merupakan karakteristik yang relatif stabil.
Perubahan dalam kepribadian tidak bisa terjadi secara spontan, tetapi merupakan hasil pengamatan, pengalaman, tekanan dari lingkungan sosial budaya, rentang usia dan faktor-faktor dari individu :
Pengalaman Awal
Sigmund Freud menekankan tentang pentingnya pengalaman awal (masa kanak kanak) dalam perkembangan kepribadian. Trauma kelahiran, pemisahan dari ibu adalah pengalaman yang sulit dihapus dari ingatan.
Pengaruh Budaya
Dalam menerima budaya anak mengalami tekanan untuk mengembangkan pola kepribadian yang sesuai dengan standar yang ditentukan budayanya.
Kondisi Fisik
Kondisi fisik berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap kepribadian seseorang. Kondisi tubuh meentukan apa yang dapat dilakukan dan apa yang tidak dapat dilakukan seseorang. Secara tidak langsung seseorang akan merasakan tentang tubuhnya yang juga dipengaruhi oleh perasaan orang lain terhadap tubuhnya. Kondisi fisik yang mempengaruhi kepribadian antara lain adalah kelelahan, malnutrisi, gangguan fisik, penyakit menahun, dan gangguan kelenjar endokrin ke kelenjar tiroid (membuat gelisah, pemarah, hiperaktif, depresi, tidak puas, curiga, dan sebagainya).
Daya Tarik
Orang yang dinilai oleh lingkungannya menarik biasanya memiliki lebih banyak karakteristik kepribadian yang diinginkan dari pada orang yang dinilai kurang menarik, dan bagi mereka yang memiliki karakteristik menarik akan memperkuat sikap sosial yang menguntungkan.
Inteligensi
Perhatian lebih terhadap anak yang pandai dapat menjadikan ia sombong, dan anak yang kurang pandai merasa bodoh. Apabila berdekatan dengan orang yang pandai tersebut, dan tidak jarang memberikan perlakuan yang kurang baik.
Emosi
Ledakan emosional tanpa sebab yang tinggi dinali sebagai orang yang tidak matang. Penekanan ekspresi emosional membuat seseorang murung dan cenderung kasar, tidak mau bekerja sama dan sibuk sendiri.
Nama
Walaupun hanya sekedar nama, tetapi memiliki sedikit pengaruh terhadap konsep diri, namun pengaruh itu hanya terasa apabila anak menyadari bagaimana nama itu mempengaruhi orang yang berarti dalam hidupnya. Nama yang dipakai memanggil ,mereka (karena nama itu mempunyai asosiasi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dalam pikiran orang lain) akan mewarnai penilainya orang terhadap dirinya.
Keberhasilan dan Kegagalan
Keberhasilan dan kegagalan akan mempengaruhi konsep diri, kegagalan dapat merusak konsep diri, sedangkan keberhasilan akan menunjang konsep diri itu.
Penerimaan Sosial
Anak yang diterima dalam kelompok sosialnya dapat mengembangkan rasa percaya diri dan kepandaiannya. Sebaliknya anak yang tidak diterima dalam lingkungan sosialnya akan membenci orang lain, cemberut, dan mudah tersinggung.
Pengaruh Keluarga
Pengaruh keluarga sangat mempengaruhi kepribadian anak, sebab waktu terbanyak anak adalah keluarga dan di dalam keluarga itulah diletakkan sendi sendi dasar kepribadian.
Perubahan Fisik
Perubahan kepribadian dapat disebabkan oleh adanya perubahan kematangan fisik yang mengarah kepada perbaikan kepribadian. Akan tetapi, perubahan fisik yang mengarah pada klimakterium dengan meningkatnya usia dianggap sebagai suatu kemunduran menuju ke arah yang lebih buruk.
Sebenarnya masih banyak lagi hal hal yang mempengaruhi kepribadian, tetapi tidak dapat seluruhnya disampaikan di sini mengingat keterbatasan keterbatasan yang ada.
3.DapatKah kepribadian itu diRubah ? Jelaskan
Baik hati, cerewet, lemah lembut, hangat, agresif, jujur, sabar, optimis merupakan kata sifat yang sering digunakan untuk menggambarkan kepribadian seseorang. Begitu juga konsep ekstrover/introver, emosi stabil/labil, locus of control internal/eksternal, konsep diri positif/negatif, dsb.
Kepribadian seseorang juga digambarkan berdasarkan profil motif (kebutuhan-kebutuhan), minat, nilai hidup, dsb. Pendek kata, banyak sekali hal yang dapat dideskripsikan untuk mewakili kepribadian seseorang.
Banyak orang berpikir bahwa kepribadian merupakan sesuatu yang cukup stabil, tidak berubah-ubah. Orang yang keras kepala selamanya akan keras kepala. Orang yang cerewet selamanya akan cerewet. Orang yang lemah lembut selamanya akan lemah lembut.
Bila kita beberapa kali menghadapi perilaku rekan atau keluarga, kalau itu menyenangkan, kita segera menunjuk sifat baik orang itu. ”Memang orangnya baik, kooperatif”; ”Kamu orang yang optimistis” misalnya. Informasi mengenai perilaku yang bertentangan dengan sifat yang kita yakini, cenderung tidak kita percaya.
Sebaliknya, bila kita menghadapi kesulitan dalam menanggapi perilaku orang lain, kata-kata sifat negatif sering telontar, seperti ”Dasar keras kepala”, ”Dasar pembohong”, misalnya. Kadang ditambah lagi dengan ungkapan: ”Dasar sudah watak. Watak memang lebih sulit disembuhkan daripada watuk (batuk)”, misalnya.
Benarkah kepribadian merupakan sesuatu yang menetap, tidak dapat berubah? Keyakinan mengenai hal ini menentukan optimisme seseorang yang berkehendak untuk memengaruhi kepribadian orang lain.
Bila kepribadian diyakini sebagai sesuatu yang stabil (tidak dapat berubah), kita menjadi pesismis untuk dapat mengembangkan kepribadian. Berharap pun mungkin kita tidak mau. Lebih buruk lagi bila kita menutup diri untuk mengalami perkembangan dan perubahan kepribadian.
Definisi
Kepribadian secara umum diartikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang menentukan pola perilakunya. Feist & Feist (2002) dalam bukunya Theories of Personality menjelaskan bahwa secara spesifik kepribadian terdiri dari sifat-sifat atau disposisi-disposisi yang mengakibatkan perbedaan individu dalam perilaku.
Sifat-sifat seseorang itu mungkin sama-sama dimiliki dalam satu kelompok (keluarga, masyarakat), tetapi polanya antara individu berbeda. Jadi, tiap-tiap orang memiliki kepribadian yang unik.
Di dalam Psikologi, definisi kepribadian yang paling sering disebut adalah definisi yang dikemukakan oleh Gordon W. Allport. Psikolog yang meraih gelar doktor dari Harvard University dalam usia 24 tahun ini merangkum 49 definisi kepribadian dari berbagai sumber dan mengusulkan definisi yang cukup komprehensif.
Mula-mula (tahun 1937) ia mendefinisikan kepribadian sebagai ”organisasi dinamis sistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan penyesuaiannya yang unik terhadap lingkungan.”
Tahun 1961 ia merevisi dengan mengubah frase terakhir menjadi ”yang menentukan karakteristik perilaku dan pikirannya.” Jadi, kepribadian adalah organisasi dinamis sistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan karakteristik perilaku dan pikirannya.
Seperti yang dikisahkan Feist & Feist, Allport memilih tiap frase dalam definisinya secara hati-hati, sehingga benar-benar menyatakan apa yang ingin ia katakan.
Istilah ”organisasi dinamis” menunjukkan suatu integrasi atau saling keterkaitan dari berbagai aspek kepribadian. Kepribadian merupakan sesuatu yang terorganisasi dan terpola. Bagaimanapun, kepribadian bukan suatu organisasi yang statis; melainkan secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.
Istilah ”psikofisik” menekankan pentingnya aspek psikologis dan fisik dari kepribadian. Kata ”menentukan” dalam definisi kepribadian menunjukkan bahwa kepribadian ”merupakan sesuatu dan melakukan sesuatu”. Kepribadian bukanlah topeng yang secara tetap dikenakan seseorang; dan juga bukan perilaku sederhana. Kepribadian menunjuk orang di balik permukaannya; atau organisme di balik tindakannya.
Dengan kata ”karakteristik” Allport ingin menunjukkan sesuatu yang unik atau individual. Kepribadian seseorang bersifat unik, tidak dapat diduplikasi (ditiru) oleh siapa pun. Kata ”perilaku dan pikiran” secara sederhana menunjuk pada sesuatu yang dilakukan oleh seseorang, baik perilaku internal (pikiran-pikiran) maupun perilaku-perilaku eksternal seperti berkata-kata atau tindakan.
Berdasarkan penjelasan Allport tersebut kita dapat melihat bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.
Relatif Stabil
Meskipun mengalami perubahan, kepribadian merupakan karakteristik yang relatif stabil. Hal ini sesuai penjelasan Allport bahwa kepribadian merupakan sesuatu yang terorganisasi dan terpola.
Feist & Feist menyatakan, kepribadian adalah konsistensi perilaku sepanjang waktu, dan konsistensi perilaku dalam berbagai situasi. Mereka melihat kepribadian sebagai pola, dan kurang memperhatikannya sebagai sesuatu yang dinamis, yang dapat tumbuh dan berubah.
Pandangan orang secara umum mengenai kepribadian sebagai sesuatu yang ajek, konsisten, dan tidak berubah, tidak sepenuhnya salah. Namun, perlu diingat bahwa keadaan yang relatif stabil itu juga mengalami pertumbuhan dan perubahan.
Pola perilaku yang relatif konsisten tampak dalam diri seseorang merupakan hasil integrasi dari berbagai aspek psikologis dan fisik (biologis). Faktor genetik merupakan bagian dari aspek yang menentukan kepribadian. Jelas ini merupakan sesuatu yang melekat dalam diri individu.
Kapan seseorang lahir, meskipun secara ilmiah belum diketahui bagaimana hal itu memengaruhi sifatnya, mungkin benar memiliki pengaruh terhadap kepribadian. Hal lain yang menyumbang keadaan relatif stabil pada kepribadian adalah lingkungan fisik yang tidak berubah, sehingga menghadirkan pola respon yang sama. Lingkungan sosial sama, yang memberikan respon relatif ajek kepada seseorang, juga menghasilkan pola respon balik yang ajek juga.
Bahwa lingkungan sosial yang sama ikut menentukan keajekan, perilaku seseorang dapat dilihat pada pola perilaku suku terasing yang cenderung sama. Bila dalam masyarakat itu mengizinkan perilaku agresif (misalnya perang antarsuku), mereka cenderung mengembangkan kepribadian yang agresif.
Namun, bila secara konsisten tidak mengizinkan perilaku agresif, misalnya suku Badui, Tengger, dsb, anggota masyarakat di dalamnya sama sekali tidak mengembangkan kepribadian agresif.
Kepribadian dan Situasi
Seperti kesimpulan Feist & Feist, kepribadian adalah konsistensi perilaku dalam berbagai situasi. Meski demikian, bukan berarti perilaku yang berbeda dari kebiasaan bukan bagian dari kepribadian orang tersebut.
Seorang dosen yang selalu sabar, hangat, suatu saat mengejutkan mahasiswanya ketika ia marah besar menghadapi gerombolan mahasiswa yang datang terlambat berturut-turut. Mereka mungkin mengira dosen penyabar itu tak akan marah. Mereka mungkin berpikir, ”Kok bisa menjadi segalak itu? Pasti sedang stres”.
Mereka mungkin tidak berpikir ”galak” sebagai bagian dari kepribadian dosennya. Mereka tidak mengira dosen itu menyimpan nilai kedisiplinan dan tanggung jawab sangat tinggi, dengan mengutamakan keteladanan.
Dibalut sifat yang hangat, nilai-nilai itu tidak biasa dimunculkan dalam bentuk keras. Namun, ketika berkembang situasi yang bertentangan dengan nilai yang dipegangya, kemarahannya meledak.
Pada dasarnya kepribadian adalah kompleks. Orang hanya menangkap kesan yang tampak mengenai kepribadian. Kepribadian seseorang kadang digambarkan hanya dengan beberapa kata sifat, bahkan satu tipe: machiavelian; killer; penyabar, dsb. Padahal, seperti kata Allport, ada berbagai aspek dalam kepribadian.
Selain strukturnya yang kompleks, perwujudan kepribadian dalam perilaku juga bergantung pada situasi yang dihadapi.
Pertumbuhan Kepribadian
Bahwa kepribadian dapat bertumbuh, dengan jelas digambarkan dalam teori-teori kepribadian yang berorientasi pada pertumbuhan. Salah satunya menggambarkan pertumbuhan kepribadian secara bertahap, yaitu teori Hierarki Kebutuhan Maslow.
Menurut Maslow, pada dasarnya kita terdorong untuk mengaktualisasi diri. Kepribadian orang yang telah mengaktualisasi diri berkembang sangat khas, lengkap dengan spiritualitas yang juga berkembang. Kita dapat mencapainya setelah melampaui tahap sebelumnya.
Siapa bilang kepribadian itu tidak dapat berubah?
4.Apa yang diMaksud dengan proses pembentukan identitas diri ? Jelaskan
Setiap manusia didalam hidupnya mengalami fase-fase perkembangan, salah satunya tahapan pencarian identitas diri. Identitas diri adalah suatu proses dalam memperjelas dan mengintegrasikan diri sendiri sebagai satu individu yang tersendiri dan
utuh. Erikson (1963) menyatakan identitas diri adalah cara seorang individu menata semua identifikasi, sifat-sifat, hasrat dalam orientasi yang dipercaya individu paling mewakili dirinya. Proses pembentukan identitas diri ini terjadi sepanjang hidup manusia dan secara kontinyu, seiring munculnya berbagai krisis dalam kehidupan.
Walaupun demikian, proses pembentukan identitas diri ini adalah tugas sentral pada masa remaja. Pada tahapan ini remaja mulai melakukan reorganisasi dan restruktur mengenai dirinya. Selain itu mereka juga mulai mengembangkan kemampuan intelektual yang lebih dan sebelumnya yang pada akhirnya membuat ia menyadari dan menghayati segala perubahan yang terjadi pada dirinya baik dan segi biologis, kognitif maupun dan segi sosial (Stenberg, 1999) sehingga, yang dimaksud dengan proses pencapaian identitas diri pada remaja adalah proses pencapaian identitas diri yang dipengaruhi oleh tokoh idolanya. Dimana tokoh idola cenderung memiliki peranan yang cukup penting bagi para remaja dalam penemuan identitas dirinya.
5.bila saudara ingin mengetahui kepribadian sesesorang hal-hal apa saja yang biasanya saudara perhatikan? (lihat ekspresi kepribadian)
Etika merupakan cerminan dari kepribadian seseorang. Melalui cara beretika inilah seseorang dapat menilai dan mengetahui sifat dan ciri kepribadian dari orang lain.Dalam pembentukan etika ini banyak sekali faktor yang mempengaruhi, baik itu faktor internal maupun eksternal. Sifat bawaan dari lahir atau watak merupakan faktor internal yang paling berpengaruh pada etika seseorang. Secara ilmiah hal ini disebabkan oleh faktor keturunan atau genetika seseorang. Sedangkan dari faktor eksternal, etika seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan dimana tempat seseorang itu berada. Apabila seseorang berada pada lingkungan yang baik dan beretika tinggi maka dapat dipastikan akan beretika tinggi layaknya orang-orang yang berada, dan sebaliknya apabila seseorang berada pada lingkungan yang beretika rendah maka dapat dipastikan pula akan beretika layaknya orang-orang disekitarnya berada. Hal ini sangat sesuai dengan kata-kata bijak yang mengatakan ”at the first you make habbit at the last habbit make you”, yang berarti bahwa pada awalnya kamu membuat suatu kebiasaan, pada akhirnya kebiasaan itulah yang membentuk dirimu” (zero to hero; 26).
Pada dasarnya kepribadian dari diri seseorang merupakan suatu cerminan dari kesuksesan. Seseorang yang mempunyai kepribadian yang unggul adalah seseorang yang siap untuk hidup dalam kesuksesan. Sebab dalam kepribadian orang tersebut terdapat nilai-nilai positif yang selalu memberikan energi positif terhadap paradigma dalam menghadapi tantangan dan cobaan kehidupan. Sebaliknya, seseorang dengan kepribadian yang rendah adalah seseorang yang selalu dilingkupi dengan kegagalan. Sebab pada diri seseorang tersebut mengalir energi-energi negatif yang terhadap paradigma dalam menghadapi tantangan dan cobaan kehidupan.
Dapat dipastikan bahwa nilai-nilai kepribadian seseorang mengalami pasang surut seiring dengan besarnya tantangan dan cobaan yang dihadapi. Ada seseorang yang semakin ditempa oleh tantangn dan cobaan menjadi semakin kuat dan memiliki kepribadian yang dahsyat, namun ada pula seseorang yang semakin besar tantangan dan cobaannya menjadi semakin terpuruk dan putus asa. Oleh karena itu dalam makalah tentang kepribadian ini kami mengangkat judul ”Mendahsyatkan Pribadi Biasa Menjadi Luar Biasa”
Dalam diri seseorang ibarat dua sisi mata uang, ada kepribadian yang positif dan negatif. Hal tersebut merupakan fitrah yang dimiliki oleh manusia dari Tuhan Yang Maha Esa. Namun seperti halnya mata uang, kepribadian positif maupun negatif seseorang tidak muncul bersamaan. Pada suatu kondisi tertentu seseorang akan lebih dominan untuk bersikap positif, dan dilain kesempatan seseorang akan lebih dominan untuk bersikap negatif.
Secara alamiah dalam diri seseorang tersimpan suatu potensi yang dapat menambah dan berguna bagi kehidupan. Namun sayangnya tidak semua orang menyadari akan potensi yang terdapat pada diri mereka sendiri. Sehingga banyak dari teman-teman kita maupun orang disekitar mereka yang merasa tidak berguna. Hal inilah yang selanjutnya mempengaruhi kepribadian mereka menjadi orang yang mudah putus asa dan memiliki banyak keterbatasan. Padahal jika kita berbicara tentang keterbatasan, pastilah setiap orang juga memilikinya.
Satu hal yang perlu diubah dalam paradigma kita terhadap keterbatasan adalah ”masalah ini mungkin bisa diselesaikan tapi sulit, menjadi masalah ini sulit diselesaikan tapi bisa”. Dengan demikian optimisme merupakan kunci utama dalam menghadapi keterbatasan yang kita miliki. Sehingga kita dapat menjadi orang yang tidak sekedar biasa namun luar biasa.
Menurut Renee Baron dan Elizabeth Wagele, kepribadian seseorang dibagi dalam 9 tipe yaitu
1. Perfeksionis
Orang dengan tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk hidup dengan benar, memperbaiki diri sendiri dan orang lain dan menghindari marah.
2. Penolong
Tipe kedua dimotivasi oleh kebutuhan untuk dicintai dan dihargai, mengekspresikan perasaan positif pada orang lain, dan menghindari kesan membutuhkan.
3. Pengejar Prestasi
Para pengejar prestasi termotivasi oleh kebutuhan untuk menjadi orang yang produktif, meraih kesuksesan, dan terhindar dari kegagalan.
4. Romantis
Orang tipe romantis termotivasi oleh kebutuhan untuk memahami perasaan diri sendiri serta dipahami orang lain, menemukan makna hidup, dan menghindari citra
5. Pengamat
Orang tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk mengetahui segala sesuatu dan alam semesta, merasa cukup dengan diri sendiri dan menjaga jarak, serta menghindari kesan bodoh atau tidak memiliki jawaban.
6. Pencemas
Orang tipe 6 termotivasi oleh kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan, merasa diperhatikan, dan terhindar dari kesan pemberontak.
7. Petualang
Tipe 7 termotivasi oleh kebutuhan untuk merasa bahagia serta merencanakan hal-hal menyenangkan, memberi sumbangsih pada dunia, dan terhindar dari derita dan
8. Pejuang
Tipe pejuang termotivasi oleh kebutuhan untuk dapat mengandalkan diri sendiri, kuat, memberi pengaruh pada dunia, dan terhindar dari kesan lemah.
9. Pendamai
Para pendamai dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjaga kedamaian, menyatu dengan orang lain dan menghindari konflik.
Setiap tipe pada enneagram berhubungan langsung dengan 2 tipe lainnya yang disebut sebagai panah. Tipe 1 berhubungan dengan tipe 7 dan 4, tipe 2 dengan tipe 8 dan 4, dst (lihat gambar). Dinamika hubungan antar tipe ini terjadi sebagai berikut : jika dalam keadaan rileks tipe 1 akan mengambil karakter positif dari tipe 7, dan jika dalam keadaan tertekan akan mengambil karakter negatif dari panah sebaliknya, yaitu tipe 4. Sebagai contoh, tipe 1 yang mengambil sisi positif tipe 7 tidak akan terlalu mengkritik diri serta lebih menerima diri, lebih antusias dan optimis, bertindak lebih alami dan spontan. Sedangkan jika sedang tertekan akan mengarahkan kemarahan ke dalam diri sendiri lalu menjadi depresi, hilang kepercayaan diri, dan menginginkan apa yang tidak mereka miliki. Contoh lain, tipe 2 yang sedang rileks, akan mengambil karakter positif dari tipe 4, dan jika sedang tertekan akan mengambil karakter tipe 8. Dan begitu seterusnya dinamika hubungan pada tipe-tipe lainnya.
Dilain pihak Paul Gunadi membagi tipe kepribadian seseorang menjadi empat jenis yaitu:
TIPE SANGUIN. Tipe ini mempunyai banyak kekuatan, bersemangat, mempunyai gairah hidup, bisa membuat lingkungannya gembira, senang. Tapi kelemahannya adalah cenderung impulsive, bertindak sesuai emosinya atau keinginannya. Jadi orang dengan kepribadian sanguin mudah sekali dipengaruhi oleh lingkungannya dan rangsangan-rangsangan dari luar dirinya. Dia kurang bisa menguasai diri atau penguasaan dirinya lemah. Dalam bukunya Tim LaHaye, orang-orang sanguin cenderung mudah jatuh ke dalam pencobaan, karena godaan dari luar bisa begitu memikatnya, dan dia bisa masuk terperosok ke dalamnya.
TIPE FLEGMATIK. Tipe flegmatik adalah orang yang cenderung tenang dan dari luar cenderung tidak beremosi. Dia tidak menampakkan emosi, misalnya, sedih atau senang. Jadi naik turun emosinya tidak nampak dengan jelas. Orang ini cenderung bisa menguasai dirinya dengan cukup baik dan introspektif sekali, memikirkan ke dalam, bisa melihat, menatap dan memikirkan masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya. Jadi dia adalah seorang pengamat yang kuat, penonton yang tajam dan juga seorang pengkritik yang berbobot. Kelemahannya adalah cenderung mau ambil mudahnya, tidak mau susah. Kelemahannya ini membuat dia jadi orang yang kurang mau berkorban bagi yang lain. Maka salah satu buah Roh Kudus yang perlu ditingkatkan dalam dirinya adalah kemurahan atau murah hati. Karena dia cenderung menjadi orang yang egois.
TIPE MELANKOLIK. Orang yang melankolik adalah orang yang terobsesi dengan karya yang paling bagus, yang paling sempurna, mengerti estetika keindahan hidup ini dan perasaannya sangat kuat, sangat sensitif. Kelemahan orang melankolik adalah mudah sekali dikuasai oleh perasaan dan cukup sering perasaan yang mendasari hidupnya sehari-hari adalah perasaan yang murung. Tidak mudah bagi orang melankolik itu untuk terangkat, untuk senang, atau tertawa terbahak-bahak.
TIPE KOLERIK. Seorang kolerik berorientasi pada pekerjaan, dan pada tugas. Dia adalah seseorang yang mempunyai disiplin kerja yang sangat tinggi. Kelebihannya adalah dia bisa melaksanakan tugas dengan setia dan bertanggung jawab dengan tugas yang diembannya. Kelemahan orang kolerik adalah kemampuannya untuk bisa merasakan perasaan orang lain agak kurang, belas kasihannya terhadap penderitaan orang lain juga agak minim, karena perasaannya kurang bermain.
Setelah mengetahui tipe dari kepribadian kita masing-masing, menurut Solikhin Abu Izzudin, untuk menjadi seseorang yang luar biasa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Memanfaatkan waktu dengan baik.
Tidak sedikit orang yang gagal dalam kehidupannya karena tidak bisa memanfaatkan waktu dengan baik. Orang yang bijak akan menggunakan setiap waktu yang ada dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat. Mereka tidak akan mensia-siakan waktu hanya untuk menunggu dan berangan-angan.
2. Mempunyai Cita-Cita
Orang yang mempunyai cita-cita adalah orang yang mempunyai arah atau tujuan hidup yang jelas. Sehingga kehidupanya tidak hampa dan dipenuhi dengan tanda tanya.
3. Niat
Hal yang paling utama dilakukan sebelum kita bertindak adalah niat. Niat merupakan suatu motif dasar kita dalam bersikap dalam kehidupan. Jika niat kita positif maka hasilnya juga akan positif, namun sebaliknya jika niat kita negatif maka hasilnya pun tidak akan memuaskan.
4. Aktualisasi
Langkah terakhir yang perlu dilakukan adalah dengan mengaktualisasikan diri kita sesuai dengan cita-cita dan niat kita.
6. BerdasarKan jawaban saudara pada soal nomor 5, coba gambarKan kepribadain saudara masing-masing,apa kelebihan dan kekurangan saudara ?
Berikut ini Kelebihan tiap-tiap warna kepribadian:
7 KELEBIHAN KARAKTER DARI MASING - MASING WARNA
MERAH BIRU PUTIH KUNING
Komit Komit Sabar Pemaaf
Setia (tugas) Setia (orang) Toleran Positif
Visionaris Perfeksionis Kooperatif Bersahabat
Logis Tulus Menerima Optimis
Pemimpin Jujur Obyektif Percaya
Fokus Penuh tekad Seimbang Menghargai
Tanggungjawab Bermoral Pendengar Terbuka
________________________________________
Sekarang, mari kita lihat kekurangan masing - masing karakter:
7 KEKURANGAN KARAKTER DARI MASING - MASING WARNA
MERAH BIRU PUTIH KUNING
Sombong Paling benar Takut-takut Tidak komit
Tidak peka Menghakimi Diam-diam keras kepala Tidak konsisten
Pendengar yang buruk Mudah depresi Tidak jujur secara emosional Banyak tingkah
Tidak taktis Suka mengatur Malas Tidak tanggung jawab
Pemberontak Sukar memaafkan Menyendiri Pemberontak
Kritis (orang lain) Curiga Tergantung Egois
Tidak sabar Tidak rasional Tidak punya arah Permisif
________________________________________
Penulis sendiri cenderung condong pada sifat-sifat kelebihan dan kekurangan pada warna KUNING
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Setelah mengetahui kelebihan dan kekurangan kita, apa yang akan kita lakukan ? Langkah pertama adalah menerima dengan lapang dada bahwa kita memiliki kelebihan sekaligus juga memiliki kekurangan. Secara singkat arti menerima itu berarti menjadi diri sendiri. Tidak ada yang salah dengan diri anda dan tidak ada jawaban atas pertanyaan mengapa saya seperti ini. Tuhan memang menciptakan manusia dengan keunikannya sendiri dengan tujuan untuk saling melengkapi.
Langkah berikutnya adalah berusaha untuk berubah, setiap hari dalam setiap kesempatan. Kabar baiknya, Tuhan selalu menempatkan kita pada situasi yang tidak kita senangi dan tidak kita harapkan terjadi dalam hidup kita. Di sini kita mempunyai pilihan untuk menghadapi atau menghindarinya. Ketika kita memilih untuk menghindari situasi tersebut berarti kita MENUNDANYA untuk sementara waktu. Percayalah ! Putih seumur hidupnya menghindari konfilk, namun sepanjang waktunya dia akan bertemu dengannya.
7.Sehubungan dengan soal nomor 5, untuk mengetahui kepribadian seseorang metode apa saja yang biasa digunakan (lihat hal 173-174)
Metode untuk mengetahui kepribadian seseorang adalah
Melalui metode wawanacara dan observasi melalui proses simulasi, games ( permainan ), diskusi dan sebagainya. Semua itu dilakukan agar psikolog dapat memberikan gambaran yang selengkap dan setepat mungkin tentang kepribadian para subjek yang diperiksa. Bukan suatu hal yang mudah, karena suami atau istri subjek,bahkan orang tua subjekyang sudah hidup bersama selama bertahun-tahun belum tentu mengenal betul kepribadian subjek. Sementara itu, seorang tim psikolog harus bisa mendeskripsikan kepribadian orang yang diperiksanya hanya dalam waktu sehari atau dua hari.
Berbeda dari alat psikodiagnostik untuk mengetahui tingkat kecerdasan (IQ), tes-tes kepribadian tidak hanya menggunakan teknik mengukur (kuantitatif, psikometri) melainkan juga menggunakan teknik tes proyeksi, dan tes inventori ( pilihan ganda ,self-report ). Tes-tes psikometri untuk mengukur ( Emotional intelligence,Goleman ). Atau untuk mengukur kepemimpinan.
8.Dalam situasi apa saudara merasa perlu mengetahui kepribadian seseorang ?
-Kepribadian berinteraksi dengan situasi
Misalnya dalam situasi pembelian (pemenuhan kebutuhan), orang yang dogmatic tidak akan seberani orang yang inovatif dalam membeli produk baru. Sampai sekarang masih ada juga orang yang fanatic pada produk dari Negara tertentu yang dipandang sebagai Negara berteknologi tinggi dan memproduksi produk-produk yang berkualitas.
TEORI KEPRIBADIAN
kepribadian terdiri dari , yaitu : TRAIT dan TIPE (type). Trait sendiri dijelaskan sebagai konstruk teoritis yang menggambarkan unit/dimensi dasar dari kepribadian. Trait menggambarkan konsistensi respon individu dalam situasi yang berbeda-beda. Sedangkan tipe adalah pengelompokan bermacam-macam trait. Dibandingkan dengan konsep trait, tipe memiliki tingkat regularity dan generality yang lebih besar daripada trait.
Trait merupakan disposisi untuk berperilaku dalam cara tertentu, seperti yang tercermin dalam perilaku seseorang pada berbagai situasi. Teori trait merupakan teori kepribadian yang didasari oleh beberapa asumsi, yaitu:
A. Trait merupakan pola konsisten dari pikiran, perasaan, atau tindakan yang membedakan seseorang dari yang lain, sehingga:
• Trait relatif stabil dari waktu ke waktu
• Trait konsisten dari situasi ke situasi
B. Trait merupakan kecenderungan dasar yang menetap selama kehidupan, namun karakteristik tingkah laku dapat berubah karena:
• ada proses adaptif
• adanya perbedaan kekuatan, dan
• kombinasi dari trait yang ada
Personality seseorang, ditentukan oleh tiga hal yang saling mendukung satu sama lain, dan merupakan satu kesatuan,yakni,
1. Genetik.Keturunan
2. Lingkungan, mulai dari budaya, lingkungan keluarga, sekolah, pergaulan.
3. Situasi, kepribadian seseorang bisa berubah pada situasi-situasi tertentu.
Idealnya seseorang akan memiliki kepribadian yang tidak jauh beda dengan leluhurnya/orang tuanya. Tetapi karena adanya pengaruh lingkungan atau situasi tertentu, bukan tidak mungkin kepribadiannya berbeda dengan ciri keperibadian keluarganya.
Menurut Renee Baron dan Elizabeth Wagele, kepribadian seseorang dibagi dalam 9 tipe yaitu
1. Perfeksionis
Orang dengan tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk hidup dengan benar, memperbaiki diri sendiri dan orang lain dan menghindari marah.
2. Penolong
Tipe kedua dimotivasi oleh kebutuhan untuk dicintai dan dihargai, mengekspresikan perasaan positif pada orang lain, dan menghindari kesan membutuhkan.
3. Pengejar Prestasi
Para pengejar prestasi termotivasi oleh kebutuhan untuk menjadi orang yang produktif, meraih kesuksesan, dan terhindar dari kegagalan.
4. Romantis
Orang tipe romantis termotivasi oleh kebutuhan untuk memahami perasaan diri sendiri serta dipahami orang lain, menemukan makna hidup, dan menghindari citra
5. Pengamat
Orang tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk mengetahui segala sesuatu dan alam semesta, merasa cukup dengan diri sendiri dan menjaga jarak, serta menghindari kesan bodoh atau tidak memiliki jawaban.
6. Pencemas
Orang tipe 6 termotivasi oleh kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan, merasa diperhatikan, dan terhindar dari kesan pemberontak.
7. Petualang
Tipe 7 termotivasi oleh kebutuhan untuk merasa bahagia serta merencanakan hal-hal menyenangkan, memberi sumbangsih pada dunia, dan terhindar dari derita dan
8. Pejuang
Tipe pejuang termotivasi oleh kebutuhan untuk dapat mengandalkan diri sendiri, kuat, memberi pengaruh pada dunia, dan terhindar dari kesan lemah.
9. Pendamai
Para pendamai dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjaga kedamaian, menyatu dengan orang lain dan menghindari konflik.Kepribadian adalah organisasi yang dinamis dari sistem psikofisis individu yang menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungannya secara unik.Kepribadian bisa dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, ketaatan, kemampuan bersosialisasi, daya tahan dan kemampuan beradaptasi Dalam batasan kepribadian yang dikemukakan di atas ada 4 hal yang perlu diuraikan yakni :
1. dinamis, berarti kepribadian selalu berubah. Perubahan ini digerakkan oleh tenaga-tenaga dari dalam diri individu yang ebrsangkutan, akan tetapi perubahan tersebut tetap berada dalam batas-batas bentuk polanya.
2. organisasi system, ini mengandung pengertian bahwa kepribadian itu merupakan suatu keseluruhan yang bulat.
3. psikofisis, ini berarti tidak hanya bersifat fisik dan juga tidak hanya bersifat psikis tetapi merupakan gabungan dari kedua sifat tersebut.
4. unik, berarti kepribadian antara individu yang satu dengan yang lain tidak ada yang sama.
Kepribadian memiliki banyak segi dan salah satunya adalah self atau diri pribadi atau citra pribadi. Mungkin saja konsep diri actual individu tersebut (bagaimana dia memandang dirinya) berbeda dengan konsep diri idealnya (bagaimana ia ingin memandang dirinya) dan konsep diri orang lain (bagaimana dia mengganggap orang lain memandang dirinya). Keputusan membeli dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar