Minggu, 30 Mei 2010
Child Growth and Developmental ( Pertumbuhan dan Perkembangan anak)
Drs, Soleh Amini Yahman . M.Si
Sejak berabad-abad yang lalu perhatian terhadap seluk beluk kehidupan anak sudah diperlihatkan, sedikitnya dari sudut perkembangan dan pertumbuhannya agar bisa mempengaruhi kehidupan anak kearah kesejahteraan yang diharapkan. Anak harus tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang baik yang bisa mengurus dirinya sendiri dan tidak bergantung atau menimbulkan masalah pada orang lain, pada keluarga atau masyarakatnya (Singgih, 1981).
Pengertian Perkembangan dan Pertumbuhan
Pengertian perkembangan menujuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna. Proses perkembangan merupakan suatu perubahan ke arah yang lebih maju, dimana perubahan tersebut sifatnya menetap dan tidak dapat diputar kembali (Werner, 1969). Jadi istilah perkembangan lebih mencerminkan sifat khas mengeni gejala psikologis yang muncul. Sedangkan pengertian “pertumbuhan” lebih menujuk pada bertambahnya ukuran badan dan fungsi fisik yang lebih baik dan sempurna. Dalam hubunganya dengan perkembangan anak, faktor pertumbuhan fisik sangat besar sekali pengaruhnya. Sehingga dalam kajian psikologi perkembangan dan psikologi anak, istilah perkembangan dan pertumbuhan ini selalu digunakan secara bersama-sama, karena kedua istilah tersebut bersifat interaksionistis. artinya faktor perkembangan mempengaruhi faktor pertumbuhan, dan sebaliknya faktor pertumbuhan juga sangat mempengaruhi perkembangan. Misalnya bertambahnya fungsi otak akan mempengaruhi atau memungkinkan anak dapat tertawa, berjalan, berbicara, berjalan, berlari dan sebagainya. Dengan demikian kedua proses tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lain dalam bentuk yang murni berdiri sendiri-sendiri.
Pertumbuhan
Pertumbuhan ialah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam passage (peredaran waktu) tertentu. Dengan demikian pertumbuhan dapat diartikan pula sebagai proses tranmisi konstitusi fisik yang bersifat herediter/turun temurun dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan.
Hasil pertumbuhan antara lain berwujut bertambah panjangnya badan anak, tubuh bertambah berat, tulang-tulang menjadi lebih besar dan kuat, perubahan dalam sitem persyarafan dan perubahan-perubahan pada struktur jasmaniah lainya. Dengan begitu, pertumbuhan bisa disebut pula sebagai proses perubahan dan proses pematangan fisik.
Pertumbuhan jasmani berakar pada organisme yang selalu berproses untuk menjadi (the process of coming into being) . Jadi organisme merupakan sistem yang mekar secara kontinu yang selalu beroperasi atau berfungsi, juga bersifat dinamis dan tidak pernah statis secara komplit, kecuali kalau sudah mati.
Pertumbuhan jasmani ini dapat diteliti dengan mengukur 1) berat Badan, (2) panjang dan ukuran lingkaran lingkar kepala, lingkar dada, pinggul, lingkar lengan dan lain-lain.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
1. Faktor Sebelum Lahir : Kekurangan nutrisi & vitamin pada ibu dan janin, janin tekena virus, keracunan sewaktu bayi ada dalam kandungan, terkena infeksi bakteri sypilis, terkena penyakit gabag, TBC, kholera, typus, gondok, sakit gula dan lain-lain.
2. Faktor ketika lahir : Intracranial haemorrahge atau pendarahan pada bagian kepala bayi yang disebabkan oleh tekanan dari dinding rahim ibu sewaktu ia dilahirkan . Defec pada susunan syaraf pusat karena kelahiran bayi dengan bantuan tang (tangverlossing)
3. Faktor Sesudah Lahir : Pengalaman traumatik pada kepala, kepala bagian dalam terluka karena bayi jatuh, infeksi pada selaput otak (cerebral miningitis, gabag, malaria tropika, dypteria , radang kuping berdarah dan lain-lain), Kekurangan gizi dan nutrisi. Semua penyebab tersebut di atas menyebabkan pertumbuhan bayi dan anak sangat terganggu.
4. Faktor Psikologis : Bayi ditinggalkan ibu, ayah atau kedua orang tuanya. anak-anak dititipkan pada institusinalia (rumah sakit, panti asuhan, yayasan perawatan bayi) dan lain-lain sebagainya sehingga mereka kurang sekali mendapatkan kasih sayang dan perawatan jasmaniah. anak-anaka tersebut mengalamai innanitie psikis atau kehampaan psikis, kering dari perasaan sehingga mengakibatkan retradasi/kelambatan pertumbuhan pada semua fungsi jasmaniah. Juga ada hambatan fungsi rohaniah, terutama sekali pada perkembangan intelegensi dan emosi.
Perkembangan .
Dalam pengertian sempit perkembangan dapat diartikan sebagai proses pematangan fungsi-fungsi yang non fisik. Perkembangan tidak berlangsung secara mekanistis otomatis, sebab perkembangan tersebut sangat bergantung pada beberapa faktor secara simultan yaitu :
1. Faktor herediter (warisan keturunan/bawaan lahir)
2. Faktor lingkungan
3. Kematangan fungsi-fungsi organis dan fungsi-fungsi psikis
4. Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan
Dengan kata lain perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan psiko-fisik sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak, ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam passage waktu tertentu menuju kedewasaan. Oleh karena itu perkembangan dapat pula diterjemahkan sebagai proses tranmisi dari konstitusi psiko-fisik yang herediter, dirangsang oleh faktor-faktor lingkungan yang menguntungkan dalam perwujutan proses aktif menjadi secara kontinue.
Setiap fenomena/gejala perkembangan anak merupakan produk dari kerja sama dan pengaruh timbal balik antara potensialitas hereditas dengan faktor-faktor lingkungan. Jadi perkembangan itu merupakan produk dari :
1. Pertumbuhan berkat pematangan fungsi-fungsi fisik
2. Pematangan fungsi-fungsi psikis
3. usaha “belajar” oleh anak dalam mencobakan segenap potensialitas rohani dan jasmaniahnya.
II. Teori Dinamisme Perkembangan.
pakah sebenarnya daya dinamis yang mendasari perkembangan anak, sehingga anak mau aktoif berekperimen, mencobakan segenap kemampuan dan selalu mencari pengalaman baru ?
Menurut teori dorongan , segenap tingkah laku anak itu dirangsang dari dalam, yaitu oleh dorongan-dorongan dan insting-insting tertentu guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Jika kebutuhan-kebutuhan yang vital biologis maupun yang sosio kultural tersebut tidak terpenuhi, maka akan meninimbulkan ketegangan, iritasi dan frustrasi, sehingga terjadilah keadaan tidak seimbang pada dirinya (disequilibrium) . Maka motifutama dalam kehidupan manusia ialah usaha menghilangkan segenap ketegangan, iritasi dan frutrasi, guna mencapai keseimbangan/equilibrium kembali. Inilah yang mendorong semua kegiatan dan setiap perkembangan anak.
Teori Dinamisme Organisme ; mengatakan bahwa dalam organisme yang hidup ini selalu ada usaha yang positif. Organisme memiliki ‘mesin’, kapasitas dan impuls-impuls tertentu yang dipakai untuk memobilisir semua kemampuan agar berfungsi dan bisa dimanfaatklan. berasosiasi dengan pendirian tersebut, anak itu tidak hanya berusaha mempertahankan keseimbangan dirinya secara lahir bathin saja, akan tetapi justru mencari ketidakseimbangan. Dia ingin mencari pengalaman-pengalaman baru, mau berekperimen dan menjajahi arena asing, guna mencobakan potensinya, dan mengtes bakat kemampuannya. sebab, dalam unsur kehidupan itu selalu ada tenaga pendorong maju untuk bergiat, berubah dan berkembang.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar