Kamis, 13 Mei 2010

Presentasi Pembelajaran Model Active Learning



Drs. Soleh Amini Yahman. MSi.
Psi


Pendahuluan.
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah sebuah proses interaksi psikoakademik, sosioakademik, dan culturalacademik sehingga perlu dibangun hubungan yang berkeseimbangan antara ketiga unsur tersebut dalam interaksi pembelajaran . Salah satu media yang memungkinkan terciptanya hubungan yang berimbang dan berkesinambungan tersebut adalah penciptaan“suasana belajar” yang sehat, menyenangkan dan menggemberikan. Suasana belajar yang sehat, menyenangkan dan menggembirakan tersebut hanya mungkin terwujut bila proses pembelajaran dilakukan dalam kerangka “proses pembelajaran aktive (active learning proces). Yaitu model pembelajaran yang mengedepankan peran serta dari semua pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran itu. Oleh karena tujuan pembelajaran akan tercapai bila guru (instruktur) dan murid (treainee) serta sarana prasarana pembelajaran telah dipersiapakan dengan baik.


Mengajar dan Presentasi
Mengajar dan presentasi adalah dua hal yang sama tetapi mengandung muatan yang berbeda. Siapapun yang melakukan proses pengajaran pasti melakukan presentasi. Tetapi kegiatan presentasi belum tentu mengandung muatan pembelajaran. Jadi jelaslah bahwa seorang pengajar mempunyai tugas yang berbeda dengan seorang presenter. Dalam kegiatan ini saya asumsikan anda semua akan melakukan kegiatan pengajaran dalam bentuk presentasi terbuka, dan saya asumsikan pula bahwa anda sudah menguasai materi pengajaran anda. Maka dari itu tulisan ini akan memberikan panduan kepada anda bagaimana menjadi presenter yang menyenangkan dan menggembirakan sehingga tugas pengajaran yang menjadi tugas anda dapat berhasil dan berdaya guna bagi siswa-siswi anda.

Mengajar
Dalam kaidah pembelajaran akademik, mengajar adalah merupakan rangkaian dari suatu proses komunikasi ilmiah yang terjadi antara guru dan murid. Dalam proses mengajar aspek kognitif menjadi main target atau target utama guna membentuk suatu pemahaman kuantitatif maupun kualitatif terhadap suatu satuan mata pelajaran tertentu. Parameter keberhasilan proses mengajar ini dilihat dari indek nilai yang dicapai oleh murid dalam mengerjakan evaluasi belajar, baik berupa ujian tengah semester, ujian semeaster, ujian nasional atau bentuk bentuk evaluasi belajar lainnya. Semakin tinggi indek nilai yang diperoleh siswa maka siswa tersebut dikatakan telah menguasai materi dari suatu satuan mata pelajaran tertentu. Salah satu kelemahan dari mengajar adalah arus komunikasi akademik cenderung searah (one way traffic comunication) . Namun demikian bagi guru atau pengajar yang terlatih dan berpengalaman kendala komunikasi ini bisa diatasi dengan pengelolaan kelas yang aktif sehingga terbentuk suasana belajar aktif atau active learning.

Active learning
Inti kegiatan dari active learning adalah penciptaan suasana akademik pembelajaran yang aktive dengan pelibatan peserta belajar secara langsung dalam proses kegiatan belajar mengajar. Model pendekatan active learning mengusung paradigma bahwa belajar itu adalah kegaiatan bersama antara guru dan siswa. Keberhasilan pembelajaran sangat tergantung dari partisipasi aktive guru dan murid dalam proses belajar mengajar. Jadi active learning ini menuntut kemampuan fleksibilitas dan kemampuan improvisasi dari guru untuk membangkitkan keterlibatan peserta didik secara aktive dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini bisa ditempuh oleh para pengajar dengan mengembangkan teknik-teknik presentasi yang baik.

Presentasi
Presentasi adalah proses tranmisi komunikasi dalam bentuk penyampaian suatu gagasan atau informasi-informasi tertentu di hadapan seseorang atau sejumlah orang (biasanya secara verbal), sehingga mewujud pengetahuan baru pada tujuan sasaran (target goal) nya.
Dalam prespektif psikologi sosial, kegaiatan presentasi bukan sekedar tranmisi komunikasi kepada public, tetapi merupakan kegiatan ekplorasi diri dan ekpose diri di hadapan sejumlah orang. Untuk mencapai tujuan presentasi maka seorang presenter harus melengkapi ketrampilannya dengan ketrampilan membangun rasa percaya diri sehingga dapat dicapai good performance dan excellence achivement.
Minimal ada tiga tujuan sasaran (target goal) dari presentasi yaitu, memberi informasi (to inform), memberi hiburan (to entertain) dan memberi pendidikan (to education). Dari tiga targel goal tersebut seorang presenter harus memberi penekanan pada salah satunya. Apakah presentasinya itu untuk memberi informasi, menghibur ataukah mendidik. Hal ini perlu ditetapkan terlebih dahulu, karena target goal akan sangat mempengaruhi style behavior/ gaya berperilaku ketika seseorang mepresentasikan dirinya.
Kegiatan presentasi adalah aktifitas yang sangat berkaitan dengan masalah interaksi sosial. Oleh karena itu dalam melakukan presentasi (baik sebagai pengajar, trainer, pemasar dll) , seorang presenter harus memperhatikan masalah-masalah yang berkaitan dengan persoalan persepsi sosial. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi sosial harus menjadi perhatian serius dan dipersiapkan dengan baik sebelum melakukan presntasi. Faktor yang mempengaruhi persepsi sosial tersebut adalah : 1) penampilan/ ciri-ciri fisik, 2). Ciri-ciri sosial demografic,3) komunikasi non verbal. Di samping masalah yang terkait dengan persepsi sosial tersebut seorang presenter harus melakukan beberapa persiapan agar presentasinya memberi hasil yang memuaskan.

Persiapan tersebut meliputi :
1. Persiapan yang bersifat internal (genuine local preparations ) meliputi antara lain : penguasaan materi yang hendak dipresentasikan, pemahaman terhadap audience yang menjadi target goal, pemahaman dan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan atau melliu setempat, penyesuaian terhadap media komunikasi (spt penguasaan bahasa , simbol, lambang dll).
2. Persiapan ekternal, meliputi penataan dan manajemen diri (penampilan fisik yang sesuai dengan nuansa psiko-sosio-kultural dari public), cara berpakaian, pengenaan asesoris, pengembangan bahasa tubuh, penyesuaian terhadap status sosial ekonomi publik.
Dua bentuk persiapan tersebut harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Implikasi dari atas persiapan presentasi tersebut akan mensuport diri (self supported) terhadap tumbuhnya rasa percaya diri. Dengan rasa percaya diri yang baik maka bisa jadi materi yang tidak terlalu luar biasa akan menjadi luar biasa karena teknik penyampaian yang mengesankan. Sebaliknya materi yang sebenarnya sangat luar biasa bisa menjadi biasa-biasa saja karena presentasinya tidak meyakinkan public. Oleh karena itu saya berani mengatakan percaya diri merupakan the main gun atau the main sword untuk memenangkan sebuah pergolakan jiwa karena tuntutan dan desakan untuk menjadi yang terbaik dan memuaskan orang banyak. Salah satu yang perlu balutan rasa percaya diri adaah kegiatan yang namanya “PRESENTASI” .
Presentasi bukan sekedar bisa ngomong, pandai bicara dan mahir ber cas-cis cus. Sebuah presntasi dikatakan “the fully achivement” bila presenter mampu memahmkan, menjelaskan, menghibur dan mendidik public sehingga terjadi perubahan perilaku pada indek perilaku yang lebih baik. Seorang guru yang berhasil adalah guru yang bisa merubah perilaku muridnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham dan dari tidak mengerti menjadi sangat mengerti. Keberhasilan proses pengajaran (presentasi) guru bukan dilihat dari perolehan nilai raport semata, tetapi dari perilaku faktual yang ditunjukkan siswa siswinya.
Selamat melakukan pelatihan semoga catatan pokok-pokok presentasi pembelajaran model active learning ini bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar